KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena rahmat dan perkenan-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah sejarah tentang Latar Belakang Republik
Maluku Selatan. Untuk menambah pengetahuan siswa-siswi yang sedang menempuh
pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sejarah adalah
guru kehidupan, karena dengan belajar sejarah siswa diharapkan dapat belajar
dari pengalamannya orang lain untuk dibandingkan dengan pengalaman sendiri dan
dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dan menentukan sikap
untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Konsep dasar
pembelajaran meliputi empat aspek penting yaitu belajar masa lalu, memahami
masyarakat kita, memahami masyarakat dan kebudayaan lain dan juga melatih
keterampilan sosial kita untuk dapat menanamkan makna dalam peristiwa
kesejarahan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan belajar
sejarah menanamkan kesadaran terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dan
solidaritas serta semangat persaudaraan.
Sebagai akhir
kata, rasa syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa. Tanpa izinnya makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Sindangwangi, September
2012
Penyusun
Kelompok
5
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ...............................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan .........................................................
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................
1.4 Sistematika Penulisa .........................................................................
BAB
II PEMBAHASAN .........................................................................
2.1 Pengertian Republik Maluku Selatan ................................................
2.2 Pemberontakan Republik Maluku Selatan Berlangsung ...................
2.3 Akhir Pemberontakan Republik Maluku Selatan ..............................
2.4 Tokoh-tokoh yang berada dibalik Pemberontakan Republik Maluku
Selatan
2.5 Peran Belanda dalam Pembentukan Republik Maluku Selatan.........
BAB
III PENUTUP ............................................................................................
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada 25 April 1950 RMS diproklamasikan oleh
orang-orang bekas prajurit KNIL dan pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr.
Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung Negara Indonesia Timur yang kemudian
ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama dan J.H.
Manuhutu.
Pemerintah Pusat yang mencoba menyelesaikan secara
damai, mengirim tim yang diketuai Dr. J. Leimena sebagai misi perdamaian ke
Ambon. Tapi kemudian, misi yang terdiri dari para politikus, pendeta, dokter
dan wartawan, gagal dan pemerintah pusat memutuskan untuk menumpas RMS, lewat
kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di bawah pimpinan Kolonel A.E.
Kawilarang.
Pada 14 Juli 1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai
menumpas pos-pos penting RMS. Sementara, RMS yang memusatkan kekuatannya di
Pulau Seram dan Ambon, juga menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade
dan menghancurkan kapal-kapal pemerintah.
Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas
pada bulan November 1950, sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke
Belanda. Pada 1951 sekitar 4.000 orang Maluku Selatan, tentara KNIL beserta
keluarganya (jumlah keseluruhannya sekitar 12.500 orang), mengungsi ke Belanda,
yang saat itu diyakini hanya untuk sementara saja.
RMS di Belanda lalu menjadi pemerintahan di
pengasingan. Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda Maluku mengibarkan bendera RMS
di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhono pada hari
keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana menteri
pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa mendirikan republik merupakan sebuah mimpi di siang
hari bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat
pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan
tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu
seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya
donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial
ekonomi. Perdana menteri RMS (bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan
menjadi daerah otonomi seperti Aceh Kendati tetap
menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan penuh.
Pemimpin pertama RMS dalam pengasingan di Belanda
adalah Prof. Johan Manusama, pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada
tanggal 25 april 2009. Kini John Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di
Belanda.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
1.2.1 Maksud Penulisan
Adapun maksud dari makalah kami tentang Republik
Maluku Selatan, yaitu :
1. Ingin mengetahui apa itu Republik Maluku Selatan.
2. Ingin mengetahui kapan Pembentukan Republik Maluku Selatan.
3. Ingin mengetahui akhir Republik Maluku Selatan.
4. Ingin mengetahui tokoh-tokoh yang berada dibalik Pembentukan
Republik Maluku Selatan.
5. Ingin mengetahui peran Belanda dalam Pembentukan Republik Maluku
Selatan.
1.2.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah tentang Pemberontakan
Republik Maluku Selatan adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah.
2. Untuk menambah poin-poin dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Pemberontakan Republik
Maluku Selatan.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini berupa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian RMS?
2. Sejak kapan Pemberontakan RMS
berlangsung?
3. Kapan akhir Pemberontakan
RMS?
4. Sebutkan tokoh-tokoh yang
berada di balik Pembentukan RMS?
5. Bagaimana peran Belanda dalam
Pembentukan RMS?
1.4 Sistematika Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Maksud dan
Tujuan Penulisan
1.3 Rumusan
Masalah
1.4 Sistematika
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Terjadinya Republik Maluku Selatan
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang
diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri
dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia
Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan
setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas pada November 1950. Sejak
1966 RMS berfungsi sebagai pemerintahan di pengasingan, Belanda.
2.2 Sejarah Pemberontakan Republik Maluku Selatan
Pada 25 April 1950 RMS hampir/nyaris diproklamasikan
oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan pro-Belanda yang di antaranya adalah
Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung Negara Indonesia Timur yang kemudian
ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama dan J.H. Manuhutu. Pemerintah
Pusat yang mencoba menyelesaikan secara damai, mengirim tim yang diketuai Dr.
J. Leimena sebagai misi perdamaian ke Ambon. Tapi kemudian, misi yang terdiri
dari para politikus, pendeta, dokter dan wartawan, gagal dan pemerintah pusat
memutuskan untuk menumpas RMS, lewat kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di
bawah pimpinan Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada 14 Juli 1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai
menumpas pos-pos penting RMS. Sementara, RMS yang memusatkan kekuatannya di
Pulau Seram dan Ambon, juga menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade
dan menghancurkan kapal-kapal pemerintah. Pemberontakan ini berhasil digagalkan
secara tuntas pada bulan November 1950, sementara para pemimpin RMS
mengasingkan diri ke Belanda. Pada 1951 sekitar 4.000 orang Maluku Selatan,
tentara KNIL beserta keluarganya (jumlah keseluruhannya sekitar 12.500 orang),
mengungsi ke Belanda, yang saat itu diyakini hanya untuk sementara saja.
RMS di Belanda lalu menjadi pemerintahan di
pengasingan. Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda Maluku mengibarkan bendera RMS
di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhono pada hari
keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana menteri
pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa mendirikan republik merupakan sebuah mimpi di siang
hari bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat
pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan
tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu
seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya
donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial
ekonomi. Perdana menteri RMS (bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan
menjadi daerah otonomi seperti Aceh Kendati tetap
menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan penuh.
2.3 Berakhirnya Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan Republik Maluku Selatan sudah berakhir
tetapi masih ada beberapa orang yang masih mengakui RMS dan sampai detik ini
RMS masih tetap eksis dan mempunyai presiden transisi bernama Simon Saiya.
2.4 Tokoh-tokoh yang terlibat di dalam Pemberontakan Republik
Maluku Selatan (RMS)
Pemimpin pertama RMS dalam pengasingan di Belanda
adalah Prof. Johan Manusama, pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada
tanggal 25 april 2009. Kini John Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di
Belanda. Dr. Soumokil mengasingkan diri ke Pulau Seram. Ia ditangkap di Seram
pada 2 Desember 1962, dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan militer, dan
dilaksanakan di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 12 April 1966.
2.5 Peran Belanda dalam Pembentukan Republik Maluku Selatan (RMS)
Oleh karena kemerdekaan RMS yang di Proklamirkan oleh
sebagian besar rakyat Maluku, pada tanggal 24 April 1950 di kota Ambon,
ditentang oleh Pemerintah RI dibawah pimpinan Sukarno - Hatta, maka Pemerintah
RI meng-ultimatum semua para aktifis RMS yang memproklamirkan berdirinya Republik
Maluku Selatan untuk menyerahkan diri kepadda pemerintah RI, sehingga semua
aktifis RMS itu ditangkapi oleh Pasukan2 Militer yang dikirim dari Pulau Jawa.
Karena adanya penangkapan yang dilakukan oleh militer
Pemerintah RI, maka para pimpinan teras RMS tersebut, ber-inisiatif untuk
menghindar sementara ke Negeri Belanda, kepindahan para pimpinan RMS ini
mendapat bantuan sepenuhnya dari Pemerintah Belanda pada saat itu. Dengan
adanya kesediaan bantuan dari Pemerintah Belanda untuk mengangkut sebagian besar
rakyat Maluku dengan biaya sepenuhnya dari Pemerintah Belanda, maka sebagian
besar rakyat di Maluku yang beragama kristen, memilih dengan kehendaknya
sendiri untuk pindah ke Negeri Belanda. Pada waktu itu, Ada lebih dari 15.000
rakyat Maluku yang memilih pindah ke negeri Belanda.
Pindahnya sebagian rakyat maluku ini, oleh
Pemerintahan Sukarno-Hatta, diissukan sebagai "PENGUNGSIAN PARA PENDUKUNG
RMS", lalu dengan dalih pemberontakan, pemerintah RI menangkapi para
Menteri RMS dan para aktifisnya, lalu mereka dipanjarakan dan diadili oleh
pengadilan militer RI, dengan hukuman berat bahkan dieksekusi Mati.
Di Belanda, Pemerintah RMS tetap menjalankan semua
kebijakan Pemerintahan, seperti Sosial, Politik, Keamanan dan Luar Negeri.
Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan para
Birokrat di Ambon berjalan lancar terkendali. Keadaan ini membuat pemerintahan
Sukarno tidak bisa berpangku tangan menyaksikan semua aktivitas rakyat Maluku,
sehingga dikeluarkanlah perintah untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua
jajarannya, sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang
berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal
dokumentasi dan bukti perjuangan RMS, para pendukung RMS membentuk apa yang
disebut Pemerintahan RMS di pengasingan.
Pemerintah Belanda mendukung kemerdekaan RMS, Namun di
tahun 1978 terjadi peristiwa Wassenaar, dimana beberapa elemen pemerintahan RMS
melakukan serangan kepada Pemerintah Belanda sebagai protes terhadap kebijakan
Pemerintah Belanda. Oleh Press di Belanda dikatakanlah peristiwa itu sebagai
teror yang dilakukan para aktifis RMS di Belanda. Ada yang mengatakan serangan
ini disebabkan karena pemerintah Belanda menarik dukungan mereka terhadap RMS.
Ada lagi yang menyatakan serangan teror ini dilakukan karena pendukung RMS
frustasi, karena Belanda tidak dengan sepenuh hati memberikan dukungan sejak
mula. Di antara kegiatan yang di lansir Press Belanda sabagai teror, adalah
ketika di tahun 1978 kelompok RMS menyandera 70 warga sipil di gedung
pemerintah Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun 70an, teror seperti ini dilakukan juga
oleh beberapa kelompok sempalan RMS, seperti kelompok Komando Bunuh Diri Maluku
Selatan yang dipercaya merupakan nama lain (atau setidaknya sekutu dekat) Pemuda
Maluku Selatan Merdeka. Kelompok ini merebut sebuah kereta api dan menyandera
38 penumpangnya di tahun 1975. Ada juga kelompok sempalan yang tidak dikenal
yang pada tahun 1977 menyandera 100 orang di sebuah sekolah dan di saat yang
sama juga menyandera 50 orang di sebuah kereta api. Sejak tahun 80an hingga
sekarang aktivitas teror seperti itu tidak pernah dilakukan lagi.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang
diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri
dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia
Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan
setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas pada November 1950 lewat
kekuatan senjata.
Pada 14 Juli 1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai
menumpas pos-pos penting RMS. Sementara, RMS yang memusatkan kekuatannya di
Pulau Seram dan Ambon, juga menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade
dan menghancurkan kapal-kapal pemerintah.
Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas
pada bulan November 1950, sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke
Belanda adalah Prof. Johan Manusama. Komunikasi antara Pemerintah RMS di
Belanda dengan para Menteri dan para Birokrat di Ambon berjalan lancar membuat pemerintahan
Sukarnosehingga mengeluarkan perintah untuk menangkap seluruh pimpinan dengan
semua jajarannya, sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS
yang berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal
dokumentasi dan bukti perjuangan RMS
5.2 Saran
Alangkah baiknya kita mempelajari dan mengetahui
sejarah-sejarah tentang pemberontakan dunia khususnya Pemberontakan Republik
Maluku Selatan (RMS).
Dari pemberontakan tersebut kami dapat mengetahui
bahwa Pemberontakan Republik Maluku Selatan banyak sekali kisah-kisahnya pada
masa lampau.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Buku LKS Sejarah Kelas XII
Semester I
-
Agung Leo dan Aris
Listiyani Dwi. 2009. Mandiri Sejarah. Jakarta: Erlangga
thank u, next
BalasHapusMakasih buat penjelasan nya ... sangat membantu saya .
BalasHapusHanya butuh 1 ID bisa main 8
BalasHapusJenis Permainan dan menjadi Jutawan.
Ayo Gabung bersama kami Bosku.
arena-domino.net
Buktikan Sendiri Bossku!
terimakasih^^
BalasHapus